Kediri, okejatim.com - Kota Kediri terkenal dengan sebutan kota tahu, bagaimana tidak, banyak produsen tahu sejak turun temurun mendominasi perekonomian di kota Kediri. Rasa dan tekstur tahu Kediri memang khas dan berbeda dengan tahu yang lain. Jika ada produksi tahu, maka ada limbah pengolahan yakni ampas tahu. Ampas tahu biasanya dimanfaatkan untuk pakan ternak atau sebagian masyarakat pedesaaan mengolahnya menjadi bahan pembuat tempe gembus.
Minggu, 19 desember 2021
Saat ini hadir 20 orang Pejuang Muda dibawah koordinasi mentor internal Bapak Sartono dan mentor eksternal Dr. Tri Siwi Agustina, SE, MSi, menyelenggarakan pemberdayaan masyarakat berupa pelatihan produk nugget ampas tahu bertempat di Aula Serba Guna Kelurahan Banjarmlati, Kota Kediri. Mochammad Ridwan Arifin, selaku Ketua Pejuang Muda Kota Kediri menjelaskan alasannya dan timnya mengangkat topik ini setelah melihat di lapangan selama mereka melakukan verifikasi validasi (verval) data dan berinteraksi dengan masyarakat, menemui fakta bahwa limbah tahu sangat banyak dan selama ini hanya digunakan untuk pakan ternak.
Padahal kandungan gizi pada ampas tahu juga sangat tinggi dan berpotensi untuk diolah menjadi makanan beku dan dapat dipasarkan sebagai pengganti protein hewani dan diolah seperti nugget imbuh mahasiswa S1 Hukum Ekonomi Syariah IAIN Tulungagung tersebut.
Begitupun dengan Nanang selaku Lurah Banjarmlati, dirinya sangat gembira dan menyambut baik peran aktif Pejuang Muda Kota Kediri dalam rangka pemberdayaan warganya. Kegiatan ini diharapkan dapat membantu perekonomian masyarakat dan membuka wawasan bahwa ampas tahu memilki beragam manfaat dan mendatangkan peluang bisnis, oleh karena itu beliau mengharapkan warganya untuk mengikuti dengan baik agar dapat segera dipraktekkan.
Senada dengan pernyataan Ketua Pejuang Muda Kota Kediri, pada bagian awal, narasumber pelatihan dari jurusan Gizi IIK Bakti Wiyata menjelaskan bahwa kandungan gizi dari dari ampas tahu sangat tinggi yakni protein 8,6% , lemak 3,79%, air 51,63% dan abu 1,21% maka sangat beralasan apabila ampas tahu dapat diolah menjadi bahan makanan yan beraneka ragam variasinya. Sebagai gagasan inovatif , maka ampas tahu dapat dimanfaatkan sebagai nugget yang benilai ekonomis tinggi sehingga sangat potensial dikembangkan sebagai suatu bisnis.
Di kesempatan terpisah Dr. Tri Siwi Agustina, SE.MSi menambahkan bahwa gagasan Pejuang Muda Kota Kediri untuk membuat pemberdayaan masyarakat masyarakat kota Kediri ini sangat brilian, karena tujuannya adalah mendorong penumbuhan wirausaha baru di Kota Kediri dengan menghasilkan produk baru dari produk yang tidak bermanfaat , sementara bahan baku ampas tahu nya mudah di dapat, harganya sangat murah dan tidak mengenal musim.
Pemanfaatan limbah tahu ini tentunya diharapkan dapat menekan biaya produksi dalam usaha pembuatan nugget bisa diminimalkan, harapannya apabila produk nugget tahu ini dapat berkembang sehingga dapat menjadi ikon kuliner baru di Kota Kediri lanjut dosen yang aktif mengembangkan kewirausahaan mahasiswa dari Universitas Airlangga.
Pejuang Muda Kota Kediri sendiri terdiri dari 20 orang mahasiswa dari berbagai lintas disiplin ilmu dan 7 perguruan tinggi yakni Universitas Negeri Malang, Universitas Jember, Institut Ilmu Kesehatan Strada Indonesia, UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, Universitas Negeri Surabaya, IAIN Kediri dan Universitas Islam Kediri. Mereka menjalankan tugas sejak 13 Oktober hingga 20 Desember 2021 dimana saat menjalankan tugasnya mereka berkolaborasi dengan Dinas Sosial Kota Kediri dan para stakeholders untuk menyusun program program yang relevan dengan permasalahan sosial di Kota Kediri. Program ini dapat dikonversi ke dalam maksimal 20 SKS, karena mahasiswa juga mendapatkan materi perkuliahan dan mengerjakan tugas baik secara individu dan berkelompok yang dapat diakses melalui website SPADA Indonesia. (Red)
Editor : okejatim.com