Pasuruan - Kelompok anak-anak dan orang muda yang tergabung dalam Child Campaigner Save the Children di Jawa Timur menginisiasi Festival “Bebaskan Sungai dari Sampah” sebagai respon terhadap permasalahan sampah yang mencemari daerah aliran sungai di Jawa Timur yang dapat berdampak pada kesehatan anak-anak.
Festival “Bebaskan Sungai dari Sampah” merupakan bagian dari Kampanye Nasional Aksi Generasi Iklim, sebuah inisiatif Save the Children Indonesia yang diinisiasi dan dipimpin oleh anak-anak serta orang muda.
Festival ini bertujuan untuk mengajak seluruh pihak mengambil tindakan nyata dalam mengatasi penyebab dan dampak permasalahan sampah, menciptakan sungai yang bersih dan sehat, serta mendukung ketahanan anak-anak dan keluarga yang paling terdampak oleh krisis iklim.
Menurut data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), Jawa Timur menjadi provinsi dengan jumlah timbunan sampah terbesar di Indonesia, yaitu 6.117.220 ton, dimana sampah rumah tangga menyumbang 60,53%. Komposisi sisa makanan mencapai 50,97%, sampah plastik 19,19%, dan kayu atau ranting sebanyak 12,03%.
Selain merusak keindahan sungai dan menyebabkan bau yang mengganggu, sampah yang dibuang sembarangan di sungai membawa dampak serius bagi kesehatan, terutama bagi anak-anak. Polusi air akibat sampah menimbulkan berbagai penyakit, seperti diare, infeksi kulit, dan gangguan pernapasan.
“Permasalahan sampah di sungai bukan hanya isu lingkungan, tetapi juga kualitas hidup, terutama bagi anak-anak. Festival ‘Bebaskan Sungai dari Sampah’ adalah langkah inspiratif dari anakdan dan orang muda merupakan kepedulian terhadap lingkungan dan untuk melindungi lingkungan. Inisiatif ini mengingatkan kita semua bahwa anak dan orang muda dapat melakukan tindakan nyata untuk perubahan”, jelas Tata Sudrajat – Interim Chief od Advocacy, Campaign Communication, Media, Sabtu, (16/11/24).
Festival ini mengusung beragam kegiatan yang menarik dan edukatif, seperti talkshow bertema "Bergerak Bersama Menjaga Daerah Aliran Sungai dari Sampah untuk Mewujudkan Jawa Timur Bebas Pencemaran", berdiskusi tentang krisis iklim, pencemaran sungai, dan dampaknya pada anak-anak.
Para peserta juga diajak memahami langkah-langkah Festival ini juga menghadirkan pameran Foto Aksi Inovasi yang menampilkan dokumentasi kegiatan Child Campaigner dalam menjaga lingkungan.
Edu Games yang hadir untuk mengedukasi seputar pengelolaan sampah dengan cara yang menyenangkan. Pameran Komitmen Bersama yang menampilkan dukungan nyata dari berbagai pihak untuk mewujudkan lingkungan yang lebih bersih dan sehat.
Pembacaan puisi berjudul "Kemana Yang Dulu" oleh Child Campaigner, yang menggambarkan kerinduan akan lingkungan yang bersih dan asri.
Melalui inisiatif ini, anak dan orang muda menunjukkan peran aktif mereka sebagai agen perubahan yang membawa solusi untuk masa depan yang lebih baik dan lingkungan yang lebih bersih. Festival ini menjadi awal dari gerakan yang lebih besar untuk menyelamatkan daerah aliran sungai di Jawa Timur.
Editor : Redaksi