Gresik, Jawa Timur – Aeshnina Azzahra Aqilani, seorang pelajar kelas 12 SMA Muhammadiyah 10 Gresik sekaligus aktivis lingkungan muda, menulis surat terbuka kepada Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto. Dalam surat tersebut, Nina, sapaan akrabnya, mendesak pemerintah untuk mengambil langkah serius dalam membatasi produksi plastik demi mengatasi krisis pencemaran lingkungan yang semakin mengancam kehidupan manusia dan ekosistem.
Bahaya Mikroplastik dan Generasi Rentan
Dalam suratnya, Nina mengungkapkan hasil penelitian yang menunjukkan dampak mikroplastik pada kesehatan manusia. Mikroplastik ditemukan di organ tubuh seperti darah, paru-paru, sperma, plasenta, bahkan air susu ibu (ASI). Partikel ini berpotensi menyebabkan gangguan hormon, peradangan, hingga penyakit kronis seperti kanker dan penyakit jantung.
"Anak-anak menjadi kelompok paling rentan terhadap dampak mikroplastik ini karena tubuh mereka masih dalam tahap perkembangan. Generasi kami tidak hanya mewarisi pencemaran ini, tapi juga menghadapi risiko kesehatan yang serius," tulis Nina dalam surat yang ia kirimkan pada 31 Desember 2024.
Tiga Seruan Utama
Nina merangkum tiga poin penting dalam seruannya kepada Presiden Prabowo:
1. Pembatasan Produksi Plastik
Ia meminta Indonesia memimpin upaya global dalam mengurangi produksi plastik sekaligus menerapkan kebijakan nasional yang ketat untuk melarang plastik sekali pakai.
2. Perlindungan Generasi Muda
Pemerintah diminta lebih peduli pada masa depan generasi muda dengan melindungi ekosistem serta kesehatan masyarakat dari dampak pencemaran plastik.
3. Edukasi dan Kesadaran Publik
Meningkatkan edukasi tentang bahaya mikroplastik dinilai penting agar masyarakat, terutama anak muda, lebih aktif berperan dalam menjaga lingkungan.
Kekecewaan di Konferensi Global
Nina baru-baru ini menghadiri Konferensi Intergovernmental Negotiating Committee (INC-5) di Busan, Korea Selatan. Dalam konferensi tersebut, ia kecewa karena Indonesia tidak tergabung dalam High Ambition Coalition (HAC), sebuah kelompok negara yang mendukung pembatasan ketat terhadap produksi plastik.
"Seharusnya Indonesia menjadi bagian dari negara-negara ambisius yang memimpin perjuangan global melawan krisis plastik. Kita tidak boleh hanya menjadi tujuan akhir sampah plastik dunia," tegasnya.
Data Pendukung dari Penelitian Global
Surat Nina juga disertai data hasil penelitian tentang dampak mikroplastik. Sebagai contoh, penelitian menemukan rata-rata 17 partikel mikroplastik per 10 gram feses manusia, serta mikroplastik di plasenta dan pembuluh darah manusia. Penelitian tersebut menunjukkan ancaman nyata bagi kesehatan manusia akibat pencemaran plastik.
Harapan untuk Kebijakan Tegas
Melalui surat ini, Nina berharap Presiden Prabowo merespons dengan langkah konkret untuk menyelamatkan lingkungan dan masa depan generasi muda Indonesia. "Kami ingin mewarisi lingkungan yang bersih, bukan beban pencemaran plastik yang terus meningkat," pungkas Nina.
Surat ini menjadi suara dari generasi muda yang berharap pada kebijakan tegas pemerintah untuk melawan krisis plastik, demi Indonesia yang lebih bersih dan sehat.
Editor : Redaksi